Tidak mudah memang memutuskan untuk berhenti dari perusahaan tempat kita bekerja. Kita akan selalu dibuat ragu, apakah sudah cukup alasan untuk membuat keputusan ekstrem itu? Apakah keputusan yang kita ambil itu sudah tepat dan terbaik?
Kolumnis AS David Bach yang banyak menulis isu-isu seputar HR barangkali bisa membantu Anda yang sedang dirundung masalah seperti di atas. Bach mengajukan lima tanda yang perlu diperhatikan sebelum Anda memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat Anda bekerja.
1. Anda benar-benar membenci pekerjaan Anda?
Jika jawabnya ya, maka pertanyaan susulan bukanlah haruskah saya keluar, melainkan kapan saya mesti keluar dari pekerjaan ini. Bila sudah sampai di sini, rasanya tidak relevan lagi bertanya, apakah simpanan uang Anda di bank cukup untuk biaya hidup sampai Anda menemukan pekerjaan yang baru. Sebab, meskipun hidup ini singkat, melakukan sesuatu yang tidak kita sukai hanya akan membuat hidup yang singkat itu menjadi sangat panjang dan sangat tidak enak. Bach mengingatkan, hidup ini lebih dari sekedar urusan uang.
2. Anda bertanya tentang kenaikan gaji, dan jawabannnya tidak ada.
Jika Anda bekerja dari minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun gaji Anda tidak naik, atau pendapatan Anda tidak bertambah, maka pastilah ada sesuatu yang salah. Anda harus berbuat sesuatu.
3. Anda bekerja untuk perusahaan yang tidak anda hargai (lagi)?
Jika Anda tidak dibayar sesuai kelayakan dan tidak mendapatkan kenaikan gaji, dan di atas semua itu Anda tidak lagi menghargai perusahaan di mana Anda melewatkan 40 jam atau lebih dalam seminggu, itu pertanda yang gamblang bahwa sudah waktunya Anda merencanakan untuk keluar.
Maka, jujurlah pada diri Anda sendiri sekarang: Apakah Anda (masih) peduli pada perusahaan tempat Anda bekerja? Apakah Anda menyukai bidangnya? Apakah Anda menyukai apa yang dilakukannya? Apakah perusahaan Anda peduli pada Anda dan konsumen? Apakah perusahaan Anda memiliki rencana masa depan yang jelas?
4. Anda bekerja pada perusahaan yang tidak mempedulikan Anda?
Masalahnya, tidak semua perusahaan diciptakan sama. Ada yang buruk, ada yang bagus dan ada yang luar biasa, dan semuanya memperlakukan karyawannya dengan cara yang berbeda-beda. Apakah perusahaan yang mempekerjakan Anda peduli kepada Anda? Anda pasti tahu benar jawabannya, bukan?
5. Anda sudah sangat bosan dan merasa tak ada lagi tantangan?
Ini tanda yang paling sulit disadari karena kebosanan dan soal tantangan bisa berubah setiap waktu. Anda barangkali dipromosikan untuk kesempatan-kesempatan baru, tapi apa artinya semua itu kalau Anda telah mengalami kebosanan selama bertahun-tahun?
Perencanaan Sebelum Pergi
Dengan semua itu, jangan disalahpahami, David Bach sama sekali tidak sembrono menyarankan Anda cabut dari perusahaan tempat Anda bekerja begitu saja. Yang lebih ditekankan oleh dia sebenarnya, Anda harus memikirkan tentang lima tanda tadi. Tanya diri Anda, lalu diskusikan dengan orang yang paling dekat di hati Anda. Jika Anda sudah tahu jawabannya, "ya, ini saatnya saya keluar", maka mulailah merencanakan kapan Anda akan mengajukan surat pengunduran diri.
Bersikaplah dengan cerdas, pikirkan sekali lagi, dan begitu Anda telah mengambil keputusan, selamat untuk diri Anda yang tidak mau berdiam diri dalam kemandekan. Keluar dari tempat kerja kadang juga berarti meningalkan tempat dan lingkungan yang menyenangkan –sehingga tidak selalu mudah dilakukan. Tapi, sekali Anda melakukannya, kesempatan-kesempatan baru menunggu dan siap mengejutkan Anda.
Berhenti bekerja merupakan sebuah pengalaman yang susah terlukiskan. Mengejutkan, mendebarkan sekaligus membingungkan. Pada satu sisi, Anda akan dihadapkan pada situasi untuk memulai sebuah fase hidup yang baru dan dituntut untuk segera berpikir mengupayakan pekerjaan baru. Namun, pada sisi lain, Anda tentu juga tak ingin memutuskan begitu saja hubungan baik yang telah terjalin di tempat kerja yang akan Anda tinggalkan.
Menghadapi hari-hari terakhir dengan baik merupakan kunci untuk mendapatkan referensi-referensi yang berguna dan menjaga jaringan profesional yang telah susah payah Anda bangun. Sebulan hingga dua minggu terakhir sebelum Anda "cabut" akan menjadi saat yang menentukan karier Anda selanjutnya.
Merencanakan Strategi
Pertama yang harus Anda ingat, Anda harus sudah punya strategi ketika hendak memutuskan untuk berhenti dari tempat Anda bekerja. Bagaimana Anda akan menulis dan mengirim surat pengunduran diri? Bagaimana seandainya atasan Anda mencegah niat Anda dengan, misalnya, iming-iming kenaikan gaji? Bagaimana menyelesaikan pekerjaan yang masih menjadi tanggungan Anda, dan melimpahkannya kepada calon pengganti Anda?
Mempersiapkan dan memikirkan secara sungguh-sungguh hal-hal tersebut, akan membantu Anda keluar dari tempat kerja secara profesional. Di samping itu, mempersiapkan pengunduran diri sebaik-baiknya akan memperlihatkan kepada atasan dan segenap rekan sekerja bahwa Anda orang yang bertanggung jawab dan bisa diandalkan sampai "titik darah penghabisan".
Menulis Surat Pengunduran Diri
Sudah menjadi standar yang berlaku di mana-mana, karyawan yang akan mengundurkan diri harus mengirimkan surat permintaan secara resmi kepada pihak perusahaan. Tulislah surat pengunduran diri Anda ringkas saja, dengan kalimat-kalimat yang manis. Ingat, surat pengunduran diri sama sekali bukan tempat untuk "curhat", mengekspresikan perasaan-perasaan negatif terhadap atasan. Juga, bukan saatnya mengumbar keluhan atas pekerjaan yang Anda jalani.
Anda juga tak perlu menyebutkan dengan detail alasan pengunduran diri Anda. Cukup sebutkan saja dengan kalimat sederhana yang intinya mengungkapkan, bahwa Anda ingin mencari kesempatan lain yang lebih menantang. Jangan lupa ucapkan terimakasi kepada semua pihak yang telah memberi anda kesempatan untuk berkarya di kantor tersebut.
Mengundurkan Diri Secara Empat Mata
Mengundurkan diri dari tempat kerja, betapa pun, adalah sesuatu yang serba tidak mengenakkan hati. Tapi, tak terbantahkan juga bahwa penting untuk memberi kabar secara pribadi kepada atasan Anda, sebagai tanda penghormatan. Ungkapkan pada atasan Anda tentang rencana pengunduran diri Anda sebelum Anda menceritakannya kepada teman-teman sekantor.
Sekali lagi, jangan pernah merasa perlu untuk menjelaskan atau mencari pembenaran untuk kepergian Anda secara detail.
Hari Terakhir
Hari terakhir Anda di tempat kerja akan menjadi hari yang sibuk. Memberesi barang-barang di meja, menulis surat "pelimpahan wewenang" kepada pengganti Anda dan yang terpenting, mengucapkan selamat tinggal kepada semua teman. Sebelum Anda pergi, pastikan bahwa anda telah mengkomunikasikan status proyek-proyek yang Anda tangani kepada manajer Anda.
Sangat mudah bagi Anda untuk membuat sebuah proyek gagal ketika Anda pergi. Tapi, perilaku Anda pada hari terakhir itu akan meninggalkan kesan yang tak terlupakan pada semua orang di kantor. Dan, Anda pasti ingin dikenang dalam kesan yang baik. Selamat menempuh kesempatan baru.
Sumber :
http://www.portalhr.com/tips/2id13.html
http://www.portalhr.com/tips/2id14.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar