Setiap kali diaktifkan, sebuah proses yang disebut booting akan terjadi. Proses booting
meliputi 3 tahapan yaitu CPU reset, Power-On-Self-Test (POST), dan disk boot.
1. CPU Reset
CPU reset merupakan proses yang dilakukan PC pertama kali. Hal ini karena CPU merupakan komponen yang paling penting. CPU reset dilakukan pertama kali untuk memulai semua aktivitas. CPU reset biasanya dipicu oleh tombol power, namun bias juga dilakukan dari jaringan atau system lain. Setelah CPU aktif maka Basic Input Output System (BIOS)
2. POST
Program POST akan otomatis dijalankan oleh computer untuk melakukan testing terhadap komponen dasar dari komputer pada saat BIOS aktif. Program POST pertama kali akan memeriksa kondisi dari program POST itu sendiri dan integritas CPU. Selebihnya, program ini akan melanjutkan pemeriksaan terhadapo disk drive, monitor, RAM dan keyboard. Anda dapat menginterupsi proses booting dan melakukan konfigurasi CMOS saat program BIOS sudah aktif meskipun POST belum selesai dilakukan.
CMOS merupakan memori kecil untuk menyimpan BIOS beserta konfigurasi pentingnya seperti media yang melakukan booting, pengaturan processor, memori, penanggalan, dan banyak lagi. CMOS dilengkapi dengan baterai khusus agar data-data
di dalamnya tidak hilang.
3. Disk Boot
Disk boot dibutuhkan setelah POST selesai dijalankan secara keseluruhan karena computer telah siap menjalankan sistem operasi yang sangat berguna untuk menghubungkan manusia dengan computer. Untuk menjalankan sistem operasi diperlukan sebuah system inisiasi awal yang akan menggabungkan semua fungsi computer sehingga menjadi satu dan siap digunakan. Sistem awal ini kemudian disimpan dalam media yang dapat dibaca computer. Media ini disebut dengan istilah disk boot.
Setelah tiga proses awal dilewati maka computer akan dikendalikan menggunakan system
operasi. Tiga hal penting yang harus dimengerti tentang system operasi adalah cara kerja system operasi itu sendiri (kernel), file system, dan user interface (sheel), dan aplikasi yang berjalan di atasnya.
Program BIOS adalah program kontroler standar yang terpasang pada Mother Board. Program ini disimpan dalam chip IC yang disebut ROM (Read Only Memory) dan selalu bekerja mengontrol hardware yang terpasang pada Mother Board meskipun computer sedang dalam kondisi mati. Hal ini dimungkinkan oleh adanya baterai kecil yang terpasang pada Mother Board. Kontrol setiap saat ini memungkinkan computer selalu siap pakai pada saat computer dinyalakan. ROM BIOS terdiri dari beberapa macam, antara lain : ROM AMI BIOS, ROM ISA BIOS, ROM MR BIOS, ROM WIN BIOS, dll.
SETUP BIOS adalah gambaran pengaturan program BIOS. Langkah ini tersebut memungkinkan pengguna untuk memodifikasi susunan sistem dasar. Mode setup BIOS seperti CMOS BIOS, AMI BIOS, serta beberapa mode BIOS lain dapat aktif apabila pada saat computer pertama kali diaktifkan, pengguna computer menekan tombol Del yang terdapat pada keyboard.
Apa yang paling sering dicari dari SETUP BIOS ? Deteksi hardware (Harddisk, Optical
Disk Drive, Floppy Disk Drive) dan penanggalan yang sedang dalam kondisi aktif merupakan yang paling sering dicari dari SETUP BIOS. Langkah ini biasanya disusul dengan modifikasi urutan booting (Optical Disk Drive, Floppy Disk Drive, dan Harddisk Disk Drive) dan modifikasi berbagai peripheral yang terintegrasi dengan komputer. Beberapa orang mungkin saja melakukan berbagai jenis pengaturan lainnya. Penyimpanan Pengaturan terakhir program BIOS dapat dilakukan dengan menjalankan menu khusus yang memberikan perintah kepada computer untuk menyimpan Pengaturan terakhir program BIOS setelah computer re-start .
Pengaturan terakhir program BIOS yang hilang setelah computer re-start umumnya
terjadi akibat kondisi baterai kecil yang terpasang pada Mother Board yang lemah. Matinya baterai kecil yang terpasang pada Mother Board merupakan salah satu penyebab computer tidak menyala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar